Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese English French German Spain Italian

30 Mei, 2008

Kangguru di Taman Nasional Wasur Merauke bertambah

(www.radartimika.com, 30-05-2008)
MERAUKE – Sebanyak 20 ekor Kanguru yang dilepas pihak PT Freeport Indonesia ke habitatnya di Kasawan Taman Nasional Wasur Merauke, kini sudah bertambah menjadi 28 ekor. Ini berarti selama dilepas di Taman Nasional Wasur Kanguru tersebut telah memiliki 9 anak. Sebab, dari 20 ekor yang dilepas (dikembalikan,red) saat itu, 1 ekor diantaranya mati.

Hal itu diungkapkan Kepala Balai Taman Nasional Wasur (TNW) Merauke. Tri S. Rahardjo, ketika ditemui, kemarin.

Perkembangbiakan Kanguru ini termasuk cepat. Jika tidak terganggu, rata-rata bisa beranak 1 kali dalam 1 tahun dengan jumlah anak 3 ekor.

Menurutnya, seekor anjing berhasil masuk ke dalam penangkaran dengan cara menggali tanah dan memakan satu ekor. Namun lanjutnya, pihaknya tidak pagar keliling dimana 20 ekor Kanguru tersebut dilepas dengan cara menggali tanah. ‘’Itu kita tidak lihat karena berada dalam hutan tapi yang jadi korban adalah Kanguru yang masih kecil karena baru lahir. Mungkin saat itu masih lemah dan stress shingga belum bisa menghindari karena kejadiannya baru sekitar 2 hari setelah dilepas ,’’katanya.

Dari 19 ekor tersisa itu, terangnya, sekarang sudah menjadi 28 ekor. Sedangkan 4 ekor lainnya masih berada di kantong Kanguru. Kira-kira 2 bulan kedepan lagi, sudah menjadi 32 ekor,’’ jelasnya.

Sebenarnya, lanjut Tri Rahardjo, perkembangbiakan Kanguru itu termasuk cepat. Jika tidak terganggu, rata-rata bisa beranak 1 kali dalam 1 tahun dengan jumlah anak 3 ekor. Apalagi, 19 ekor Kanguru yang dilepas di penangkaran itu diberi jaminan suplay makanan 2 kali sehari.

‘’Itu makanan tambahan dan sesekali kalau kita anggap perlu kita beri buah sebagai perangsang dan sebagai variasi makanannya," jelasnya.

Tri Rahardjo, mengharapkan dukungan dari PT Freeport. Menurut Tri Rahardjo, setiap bulannya, pihaknya harus mengeluarkan biaya antara Rp 2-2,5 juta untuk penyiapan makanan dan honor bagi petugasnya yang diambil dari masyarakat adat setempat.

Apalagi, terangnya, pengembalian Kanguru itu dilakukan pada saat tahun anggaran berjalan. ‘’Sekarang sudah 28 ekor. 2 bulan lagi menjadi 32 ekor. Nah, semakin lama akan semakin bertambah banyak dan memerlukan biaya semakin besar. (ulo)
Selengkapnya...

Video : Musamus

Klik disini apabila tidak bisa menampilkan video

Rumah Semut begitu orang menyebutnya, padahal Musamus begitu sebutan penduduk lokal merupakan “istana” yang dibangun oleh koloni rayap. Menggunakan campuran dari rumput kering sebagai bahan utama dan liur sebagai semen untuk merekatkannya, dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun istana rayap ini.

Keistimewaan dari rumah rayap ini adah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Karena berbagai keistimawaan yang dipunyainya, maka tidak heran musamus dijadikan lambang daerah Kabupaten Merauke.

Musamus ini hanya dapat ditemukan di beberapa tempat di dunia, dan untuk di Indonesia mungkin hanya ada di Merauke saja. Kita dapat menemukan Musamus di Taman Nasional Wasur dan di beberapa wilayah di Kabupaten Merauke.